Follow me on Twitter RSS FEED

Waktu Yang Berputar

Posted in
Tik...tok...tik...tok...
Begitulah bunyi jarum jam tuaku...
Kayunya runtuhh ke tanah bagai rambut yang rontok...
Yang semakin lama terihatlah kumpulan paku-paku...

Tik...tok...tik...tok
Bunyinya sangat keras sekali
Berkaca diriku di depan kaca dan kulihat rambutku telah rontok
Tak menyisakan rambut sama sekali...

Aku pun bergeser ke arah meja tuaku
Di dalam kota kaca aku terlihat lebih bugar daripada sekarang
Aku hanya memandang dari kursi jalanku
Yang membantuku berjalan untuk sekarang

Sayang...
Ketika kuiingat semua...
Aku sudah pikun dan ternyata menua sekarang
Dan ta terasa aku sekarang menua

Sayang...
Waktu tak bisa kuputar kembali...
Aku akan menjadi tulang belulang
Dan akan menjadi tanah kembali...

Instrumental

Posted in
Malam ini bagiku terasa sepi
Jalanan tak ramai berlalu lalang
Hanya terdengar suara belalang
Berdendang bersama, mengikis sepi

Kukeluarkan gitar kuning akustikku
Yang menemaniku di malam hari
Di tempat yang memang sepi untukku
Dan semua angin menerpaku sambil berlari

Kupetik jariku diatas gitar akustikku
Jariku menari seakan berada diatas panggung
yang menghasilkan suara yang membuat orang terpaku
Berdiri ketika selesai sampai menjangkung

Kupetik jari-jari manisku
Di atas gitar akustikku
Bermain penuh perasaan
Aku terasa melayang ke dunia impian

Kualunkan nada gitar tanpa suaraku
Kubiarkan nada instrument itu menemaniku
Meski aku hanya menggunakan gitar kuningku
Aku merasa semua menjadi tenang di sekitarku

Dan aku rasa....
Sunyi itu tak hanya menemaniku...
Melainkan bersama alunan nada instrumen akustikku


Sekejap dan akhirnya mati

Posted in
Sekejap semuanya hilang
Hilang, dan menjadi lenyap
Lenyap, dan menjadi sunyi
Dan sunyipun, menjadi hilang

Sekejap semuah menjadi hancur
Hancur, dan semua lebur
Lebur, dan semua mengaburkan pandangan
Dan pandanganpun menjadi bayangan

Sekejap aku rasa mati
Mati dan terkubur
Yang terkubur menjadi tersungkur
Yang tersungkur di tanah dan mati


Binasa Dalam Rindu

Posted in

Aku hanya terbengkalai dalam rindu,

yang membuatku mabuk di dalam arak bercampur madu

yang membuat jiwa dan hatiku hilang

tak berbekas bagai air mengikis karang


Aku hanya terdiam di dalam kebisuan

akan segala kebenaran yang terbengkalai oleh kekuasaan

Kedzaliman membuat kebutaan

Di dalam sebuah proses menuju kebinasaan


Aku hanya terdiam didalam kegelapan

yang melumatkan segalanya

Semua impian yang aku impikan

Hilang segalanya bagai kegagalan membuat karya


Aku hanya bergelut di dalam kehampaan

Membuatku tak bisa bangkit tuk hadapi semua ini

Membuat hatiku menjadi besi karatan

yang membuatnya lapuk dan hancur menjadi serpihan besi


For Kak Afi... ^^

Kenangan

Posted in

Memandang, mengadah ke langit biru diatas

Memancing emosi untuk mulai mengingat

Memendam rindu dalam hati berlukis alas kertas

Mencari segala sesuatu kenangan yang menjadi berkat



Hanya Sebongkah Tulisan

Posted in
Jujur saja...
Saat ini aku sedang bingung dan bingung
Entah pikiranku pergi kemana saja
Sehingga, raut wajah berfikirku seperti orang yang berkabung

Jujur saja...
Pikiranku hilang entah kemana
Ketika kuberhadapan dengan batu pahat dari baja
Hilang entah di mana ia berada

Tapi itu juga bohong
Karena aku menemukan sebongkah es
Yang kutemukan di dalam lorong
Hati dan pikiran yang kosong kukira

Tapi itu juga bohong
Ternyata aku memahat si lorong es
Menjadi sebuah pahatan tulisan
Ya, hanya sebuah tulisan di dalam pahatan

Aku Tahu

Posted in
Hey kawan...
Betapa indahnya dunia ini
Ketika aku merasakan indahnya awan
yang putih yang menghiasi duniaku ini

Hey kawan...
Ingatkah bahwa
Kita sampai sekarang masih berhubungan
Meski engkau beda daerah, tapi satu jawa

Hey kawan...
Aku ingin nyanyikan satu lagu untukmu
Mungkin bisa jadi ini sebuah perpisahan
Tapi yang aku harap, engkau selalu mengingatku
Dan begitupula aku akan selalu mengingatmu

Sebuah Tangisan

Posted in
Dahulu aku yang melihat mereka
Dahulu aku yang mencontoh mereka
Dahulu aku yang merasakan wibawa mereka
Dahulu aku yang kagum kepada mereka
Dahulu aku yang ingin seperti mereka
Dahulu aku yang tak henti-hentinya berharap
bisa seperti mereka

Sekarang...
Aku menjadi satu barisan seperti mereka
Menjadi ujung pedang
Tuk berujuang di dunia yang sudah penih murka
dan kebencian

Aku tahu ini sulit
Tapi, mereka semua mendukungku
Mereka berkata "engkau selalu bersama langit"
Mereka juga berkata "kami berjuang bersamamu"

Saat itu aku menangis
Karena aku tak yakin aku bisa
Tapi keraguan dan ketakutanku mereka tepis
Mereka katakan bahwa aku bisa

Aku semakin menangis
Ketika mereka katakan majulah ke depan
Lihatlah mereka yang berharap besar kepadamu,
untuk berada di garis depan
Jangan kau menangis
Jangan kau menangis
Jangan kau menangis
Itulah yang mereka katakan ketika aku menangis

Sekejap, mereka katakan
"tangisanmu itu adalah emas di masa depan"
Jadi, janganlah engkau menangis didepan mereka
Tunjukkan aku siap bergerak bersama
Mereka...
Dan aku memeluk mereka semua
yang menguatkan hatiku

Sebuah Harapan Tubuh Tanpa Arwah

Posted in
Aku ingin terbang bagaikan burung
yang saat ini sedang menembus angin
Membawa sebuah impian
Untuk dapat terbang menuju dunia orang

Aku ingin bebas
Bagaikan angin yang berhembus
Dari pegunungan menuju lembah
Bersama angin laut yang berhembus saat cerah

Aku ingin melepaskan kekanganku
Aku yang selalu terkekang
Tak bisa menikmati indahnya duniaku
Yang kuciptakan dengan imajinasiku yang
bermain ketika aku hendak meninggalkan duniaku
tuk sementara waktu

Aku ingin melihat seluruh isi dunia
Tetapi, apakah mungkin aku bisa
mencapai itu...???
Sedangkan aku hanya melamun menatap bulan berbatu
yang menemaniku hingga kutinggkalkan dunia
dan aku bisa melihat isi dunia tanpa tubuh
bersama arwah

Macam-macam "Aku"

Posted in
Semua yang kulakukan
Menjadi sebuah kesalahan
Yang begitu fatal
Dan tak mungkin kesalahan itu batal

Aku yang penuh penyesalan
Penuh penderitaan
Berjalan tanpa arah yang pasti
Dan berakhir MATI

Mati aku dalam sebuah pendaman
Tanah yang hitam pekat
Sendirian
Tanpa ada kawan yang DEKAT

Dekat aku dengan resiko
tanpa sebuah kemampuan terasah
Tanpa sebuah persiapan
Menjadikan semua serba SALAH

AKU MATI, AKU DEKAT, AKU SALAH!!!
14 Maret 2011

Krawang-Bekasi (Cipt.Chairil Anwar)

Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan mendegap hati ?

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.

Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa

Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan

Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir

Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian

Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi

(1948)
Brawidjaja,
Jilid 7, No 16,
1957

Krawang-Bekasi (Cipt.Chairil Anwar)

Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan mendegap hati ?

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.

Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa

Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan

Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir

Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian

Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi

(1948)
Brawidjaja,
Jilid 7, No 16,
1957

Nostalgia Pelayaran Atlantika (Cipt.Taufiq Ismail)

Rindu pun kerna semenanjung dua benua mengeras di julang perbatuan karang

Dendam pun kerna biru teluk Lisboa di dada tertatah serasa berlinang.

1957
Puisi - Puisi Awal (1953 - 1960)

Mimpi (Cipt.Taufiq Ismail)

Mimpi yang bernas melepas kejang remaja pandang ranum antara kita mengenggani hadir orang ke-3

Langit panas biru muda lantang nafas darah belia mengembang bunga di pekarangan di saban tumpak dan debarnya dada

Kerja sehari-hari membilang panas nafas kemudian percakapan di langkan kediaman mimpi ranum menggeliati kejang remaja.

Kisah, no 12, thn III, Desember 1955
Puisi - Puisi Awal (1953 - 1960)

Tulisan Hampa

Posted in
Bingung menyelimutiku
Bingung membayangiku
Bingung membawaku kedalam,
sebuah masa yang begitu suram

Tak ada tulisan
Tak ada pena
Serasa berada di dalam sebuah ruangan,
yang hampa tak berada

Hampa pikiran dan pemikiran
Terjebak di dalam sebuah kegelapan
Pekat dan sesak
Bagai tertusuk dan tertancap di atas tiang pasak

Hampa...
Sunyi...
Hampa...
Sunyi...
Hanyalah kehampaan yang membuat kesunyian
Dalam sebuah tulisan

24 Februari 2011

Perjuangan Dimulai Kembali

Posted in
Wahai jiwa yang selalu bersemayam
di dalam hati kami semua
Kami ingin kembali menyelam
Kedalam semangat dan jua
Yang selalu berkobar dengan semangatmu

Wahai jiwa yang selau berkobar
di dalam jiwa sanubari kami
Tolong bakar kembali semangat-semangat kami
yang dulu hilang tak berkabar

Wahai kau jiwa yang bersinar
Bawa kami semua kedalam sebuah anugerah
Tunjukkan yang benar itu benar
dan yang salah itu salah

Wahai jiwa yang menyelimuti kami
Perjuanganmu akan kami lanjutkan kembali
Dari generasi ke generasi
Dan dari jiwa-jiwa menjalar ke hati-hati kami

yogyakarta, 2 February 2011

SKM!!!
"JANGAN KEBUMIKAN SKM, TETAPI BUMIKAN SKM"
Always remember SKM Spirit in our heart

Catatan Awal Tahun

Posted in
Bagai sebuah buku tak bertuliskan
sekumpulan kenangan-kenangan
Putih dan bersih tanpa coretan

Bagai air yang mengalir dari arah pegunungan
Menuruni lereng-lereng yang curam
Tak tergoyahkan
Dan tak pernah geram

Bagai lukisan di atas kanvas putih
Tanpa cat warna-warni
Terkesan bersih
Dan baru

Begitulah catatan hati ini
Diawal tahun yang baru
Kutuliskan kembali kenangan yang baru
Tanpa kulupakan kenangan yang telah terpahat
di dalam hati ini...

Yogyakarta, 21 January 2011...

Entah

Posted in
Entah kapan aku buka lembaran itu kembali
Lembaran berisi kenangan-kenangan
dari mimpi buruk yang bertali
pada sebuah jiwa yang berada di dalam kesendirian

Entah kapan akan kubuka lembaran itu kembali
Lembaran bersampul merah tua
Yang hanya kubuka sesekali
Ketika aku dalam sebuah kemarahan yang bermula
pada sebuah kegagalan
dan berakhir pada kegelapan

Tetapi...
Hilang sudah buku-buku itu
Kubuang jauh-jauh dari hatiku
Tak ingin aku terus meratapi
Kesedihan yang terus menerjangku

21 January 2011