Posted in
My Poem
Dalam sebuah kisah
Diceritakan ada seorang anak
Bersama ayahnya
Memungut sampah
Di pinggiran jalan
Lalu lewatlah seorang pejabat
Seraya sang anak bertanya
"Pa, aku ingin seperti orang yang berdasi itu"
"Tidak usah nak." Jawab sang ayah
"nanti kamu hanya akan lapar uang." Jawabnya lagi
Sesaat kemudian
Lewatlah seorang kantoran
Seraya sang anak bertanya
"Pa, aku ingin menjadi orang kantoran"
Tanya anak itu lagi.
"Tidak usah nak." Jawab ayahnya
"Nanti kamu hanya akan haus jabatan."
Sang anakpun bertanya kembali.
"Jadi, saya harus menjadi apa?"
Sang ayahpun berkata.
"Jadilah pemimpin sejati."
"Yang taat akan agama,
Dan memiliki akhlak serta moral
Yang terpuji."
Dan akhirnya, ayah dan anak itupun pergi bersama
Meninggalkan keramaian manusia-manusia.
Waktu terus berlalu...
Menjadi sebuah masa lalu yang melewatiku
Akupun teringat akan janjiku
Dan akan kuucapkan kembali
Aku sebagai pemuda
Untuk bangsa
Dan negara
Aku sebagai pemimpin
Yang semua bermula dari awal
Penuh kegagalan
Dan penuh rintangan
Dalam segala perjuanganku
Kutetes kan satu per satu keringat dari tubuhku
Demi bangsaku
Dan demi negeriku
Wahai engkau para pemimpin
Kami telah percayakan ini semua kepadamu
Embanlah seluruh tanggung jawabmu
Yang berada di atas pundakmu
Wahai engkau para pemimpin
Kami percayakan ini semua
Padamu...
Wahai pemimpinku
NOTE: Puisi ini adalah pengembangan dari puisi berjudul "Pertanyaan Seorang Anak Pada Ibunya" dan saat itu akan ditampilkan untuk pensi. Akan tetapi tidak jadi ..
Diceritakan ada seorang anak
Bersama ayahnya
Memungut sampah
Di pinggiran jalan
Lalu lewatlah seorang pejabat
Seraya sang anak bertanya
"Pa, aku ingin seperti orang yang berdasi itu"
"Tidak usah nak." Jawab sang ayah
"nanti kamu hanya akan lapar uang." Jawabnya lagi
Sesaat kemudian
Lewatlah seorang kantoran
Seraya sang anak bertanya
"Pa, aku ingin menjadi orang kantoran"
Tanya anak itu lagi.
"Tidak usah nak." Jawab ayahnya
"Nanti kamu hanya akan haus jabatan."
Sang anakpun bertanya kembali.
"Jadi, saya harus menjadi apa?"
Sang ayahpun berkata.
"Jadilah pemimpin sejati."
"Yang taat akan agama,
Dan memiliki akhlak serta moral
Yang terpuji."
Dan akhirnya, ayah dan anak itupun pergi bersama
Meninggalkan keramaian manusia-manusia.
Waktu terus berlalu...
Menjadi sebuah masa lalu yang melewatiku
Akupun teringat akan janjiku
Dan akan kuucapkan kembali
Aku sebagai pemuda
Untuk bangsa
Dan negara
Aku sebagai pemimpin
Yang semua bermula dari awal
Penuh kegagalan
Dan penuh rintangan
Dalam segala perjuanganku
Kutetes kan satu per satu keringat dari tubuhku
Demi bangsaku
Dan demi negeriku
Wahai engkau para pemimpin
Kami telah percayakan ini semua kepadamu
Embanlah seluruh tanggung jawabmu
Yang berada di atas pundakmu
Wahai engkau para pemimpin
Kami percayakan ini semua
Padamu...
Wahai pemimpinku
NOTE: Puisi ini adalah pengembangan dari puisi berjudul "Pertanyaan Seorang Anak Pada Ibunya" dan saat itu akan ditampilkan untuk pensi. Akan tetapi tidak jadi ..